Tamu saya bulan ini punya nama pop Ria Papermoon. Bagi saya Ria ini tidak lagi seorang
crafter, tapi yang dia lakukan sudah jauh di depan kegiatan berkerajinan saya. Saya lebih suka menyebutnya artis.
Terus kok namanya tidak seperti nama umum orang Indonesia, jawabnya ada di omong-omong saya dengan Ria :)
Bagaimana saya bisa menggaet Ria untuk saya ajak ngobrol?
Ria itu dulu ikutan acara
giveaway kedua saya yang hadiahnya kain dan
postcard lukisan
silk painting. Saat itu semua pada antusias untuk dapat kain dengan motif cerita anak-anak yang jadi hadiah pertama, tapi satu peserta ini malah milih hadiah kedua. Penasaran kan saya ... Saya datangilah blognya ... Wah, pantes, masih SMP sih, pikir saya waktu itu .... hahahaha ... ternyata saya salah besar. Ternyata si imut ini adalah seseorang yang identitasnya biar kita baca bersama saja ya ...
Saya lihat-lihat blognya, juga berteman di facebook, akhirnya janjian ketemu di Jogja tahun lalu, tepatnya di stasiun kereta api Tugu - Jogja (Saya penggemar kendaraan kereta, sebisa mungkin kemana saja naik kereta).
Semakain saya tertarik pengen tahu gerak gerik Ria. Berbunga-bunga setelah Ria setuju untuk cerita buat kita bersama disini. Saya coba sesuatu yang lain, saya kirim pertanyaan satu persatu dan ingin ceritanya mengalir sesuai dengan jawaban yang saya dapat hari itu. Tapi mbak e ini ternyata sangat sibukkkkkk, jadi rencana saya tidak berjalan seperti yang saya bayangkan. Jadi terhentilah obrolan kami, sampai akhirnya kok ya Ria yang sibuk ini berbaik hati menyapa saya kembali beberapa waktu lalu dan bersedia mulai kembali ...yay ... Kali ini saya nggak mau kehilangan momen lagi, saya kirim saja sekalian pertanyaannya. Sekali lagi saya sok organize, maunya semua di jadwal ... hahahahaha ... ternyata Ria dah terbang lagi ke Jepang ;) Tapi alhamdulillah, katanya setelah dicicil tiap hari menjawabnya, selesai juga menjawab semua pertanyaan saya.
Jadi, ayo kita baca sama-sama, mudah-mudahan pengalaman Ria yang seabreg dan kreativitasnya ini bisa memberi inspirasi bagi kita semua dengan apa saja yang kita lakukan ...
***
1. Ria, coba ceritakan
siapa dirimu, nama asli, nama pop, titel, jabatan, apa aja deh ...
ahahah... namaku Ria. Nama lengkapnya Maria Tri
Sulistyani.
Lulusan FISIPOL UGM jurusan Ilmu
Komunikasi. Aku pendiri dan Direktur Artistik dari Papermoon Puppet Theatre.
Sudah menikah selama 5 tahun dengan tuan Iwan Effendi, seorang perupa yang juga
partner in crime ku di Papermoon.
Teruusss.. anak bungsu dari 3 bersaudara, aku lahir dan besar di Jakarta, dan
pindah ke Yogya sejak keterima kuliah dan kemudian menetap sampe sekarang
2. Dari sarjana komunikasi jadi tukang dongeng, gimana awal mulanya?
Ceritanya super panjang!
Waktu
masih kuliah aku sempet gabung sama sebuah kelompok teater independen selama 4
tahun. Jadi aktor panggung selama 4 tahun ternyata cukup bisa menumbuhkan
kecintaanku pada proses membuat sebuah karya pertunjukan, meskipun aku juga
nggak pernah punya bayangan untuk jadi seperti sekarang.
Aku
keluar dari kelompok itu karena aku ngerasa nggak punya bayangan untuk jadi
aktris teater. Setelah keluar, sembari nyelesain kuliah aku sempet kerja jadi
manager dan desainer di sebuah studio keramik milik seorang seniman keramik di
Yogyakarta. Kali itu giliran kecintaanku pada dunia seni rupa yang terasah.
Aku
bener bener mengolah kemampuan tanganku untuk membuat karya selama 2 tahun
bekerja disana.
Tapi
lagi-lagi, aku nggak kepikiran juga jadi seniman atau pengusaha keramik. Akupun
memutuskan untuk keluar.
Selepas
dari studio keramik itu, aku lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah Taman
Kanak-kanak. Di sana aku mulai bikin art club untuk murid-murid, dan kemudian
memutuskan keluar dari TK, dan bikin sanggar sendiri. Lalu lahirlah Papermoon.
Karena
kecintaanku pada dunia seni rupa dan seni pertunjukan, setelah 2 tahun berjalan
dengan format Papermoon yang sebagai sanggar buat anak-anak, akhirnya aku
memutuskan untuk mengawinkan dua hal tersebut. Dan ketemulah format teater
boneka.
Dan
sampai sekarang, Papermoon Puppet Theatre banyak melakukan eksperimen dengan menggunakan
media teater boneka, yang ditujukan untuk publik yang lebih luas, segala usia.
3. Tukang cerita kan biasanya pake buku
sebagai media, kenapa Ria memilih boneka?
Mmm... sebenrnya dua media itu sama sama menariknya, ya.
Buku
justru bisa membangun imajinasi yang sangat luas bagi pembacanya. Itu sebabnya
aku juga nulis buku cerita dan jadi ilustrator untuk buku cerita anak-anak
juga.. ehehhe..
Tapi
kenapa aku milih teater boneka?
Karena
teater boneka itu kompleks, dan butuh kerja yang sangat detail.
Dan
juga karena teater boneka itu nggak tendensius.
Orang
cenderung akan lebih reseptif, mudah menerima, ketika apa yang kita sampaikan
dilakukan lewat teater boneka. Mungkin karena kesan bahwa boneka adalah objek
yang menghibur, jadi bikin para penonton juga jadi nggak tegang untuk nonton.
Padahal cerita yang disampaikan bahkan bisa juga adalah kisah yang sangat berat
atau kelam, misalnya.
4. Ok, ingatanku tentang kisah awal
kecintaanmu pada boneka samar-samar, boleh dong diulang bagaimana para kakak
mendongeng padamu?
Ahahhaha!!
Iyaaa... Kakakku dua duanya laki-laki, dan punya beda umur yang sangat jauh.
Kakak pertamaku usianya 13 tahun di atasku, dan kakak keduaku 9 tahun di
atasku. Aku bersyukur punya kakak yang sangat mencintaiku.
kedua
kakakku suka banget dongengin aku dari kecil, bahkan sampe SMA! Meskipun aku
tau cerita cerita yang mereka karang itu bener bener fiksi belaka, tapi aku
selalu suka!
Padahal
ceritanya paling Kancil nyolong timun terus tiap hari! Hahahaha!!
Tapi
yang aku suka ternyata lebih pada proses interaksi yang ada antara aku dan
kakak-kakakku. Kita bener bener bisa ketawa ngakak berjam-jam cuma gara gara
dongeng yang nggak masuk akal.
Kakakku
yang kedua selalu membangunkan aku pake boneka tangan, hampir tiap hari! Dan setiap
dia melakukannya, aku dijamin lebih gampang bangun daripada dibangunin dengan
cara biasa.
Ketertarikanku
pada objek yang hidup juga muncul dari pengalamanku menonton Unyil, Sesame
Street dan juga wayang golek di televisi. Tapi lagi-lagi , pengalaman yang
mungkin juga dialami banyak anak di tahun 80-an ini jadi pengalaman yang lain
bagiku, karena kedua orangtuaku tanpa sadar telah menumbuhkan imajinasi yang
kuat di kepalaku
5. Terus sejak kapan mulai diseruisin?
bagaimana memulainya hingga jadi seperti sekarang?
sejak 2 April 2006. Sejak pertama kali Papermoon berdiri.
Sempat
berganti format dari sanggar anak-anak jadi kelompok teater boneka untuk anak,
terus mulai tahun 2008 meneguhkan hati untuk serius di bidang teater boneka,
untuk segala usia.
6. Bisa jalan-jalan terus itu dapat
undangan, mempromosikan diri atau bagaimana bisa dikenal orang-orang dari barat
sampai ke timur?
Caranya
ya bikin karya banyak banyak, mbak.. ehhehe..
Dan
belajar untuk bikin karya yang lebih bagus setiap saat.
Di
awal awal papermoon berdiri, kami sering banget bikin pentas. Setahun bisa
sampe 5 kali bikin karya baru, dan tempatnya lain –lain, nggak cuma di gedung
pertunjukan, tapi juga di kereta, di pasar tradisional, di jalan.
Selain
itu, aku bener-bener pake internet sebagai media publikasi, sekaligus untuk
belajar.
Aku
cukup rajin browsing untuk cari peluang aplikasi program residensi seniman.
Residensi adalah sebuah program dimana si seniman dibiayai untuk pergi ke
negara lain, dan bikin karya, atau belajar di sana. Mirip beasiswa ya, tapi
hasilnya karya.
Tapi
selebihnya aku pake media sosial macem blog, facebook dan twitter untuk sharing
ke temen-temen tentang karya papermoon. Dan ternyata suka membawa hasil..
ehehhe.
7. Dah kemana saja tuh Ri? Terakhir ke
Jepang ya? omong-omong, jadi tahun ini manggung di US lagi?
Ah
belum terlalu banyak, mbak.. baru beberapa.
Baru
Kuala Lumpur, Singapura, Korea Selatan, beberapa kota di Amerika seperti New
York, Washington DC, Philadelphia, Boston, Baltimore, Connecticut, terus New
Delhi, Vietnam, dan ya.. terakhir Jepang.
Iyaa .. tahun ini akhirnyaaaaaa ... Papermoon bakal pentas keliling dibeberapa kota di Amerika Serikat selama 1 bulan. Senang sekali ... soalnya ini pertama kalinya kami bawa karya utuh dari papermoon Puppet Theatre. 8 orang akan berangkat ke sana ... doakan ya mbak ... biar gak bikin malu ...hihihihi ...
8. Kisah
tentang kunjungan ke markas sesame street yang bikin banyak orang kagum itu,
gimana bisa sampai kesana?
Lagi-lagi beruntung, mbak..
Kebetulan
tahun 2009-2010 itu aku sama Iwan dapet grant untuk residensi selama 6 bulan di
New York. Kami di sana dibiayai sama Asian Cultural Council (ACC) untuk
observasi mengenai teater boneka di Amerika Serikat. Pastinya dong, one of my
top list is sesame street! Hehhehe..
Jadilah
kita coba kontak mereka, dan ternyata gayung bersambut!
Kita
dapat kesempatan untuk ketemu sama direkturnya, yang adalah anak kandung Jim
Henson, terus masuk masuk ke studionya, dan ngeliat gimana proses kerja mereka.
Nggak ketinggalan juga tentu saja berjumpa dengan Elmo, Oscar The Grouch, Big
bird dan Snuffleaupagus! :D bahagia!
9. Terus, boneka-boneka yang digunakan
untuk manggung itu bikin sendiri ya Ri? Jadi setiap mentas mesti dibikin boneka
baru jika ceritanya berbeda? Apakah semua boneka yang dipakai terbuat dari
kertas (papermoon puppet) atau kadang dipakai bahan lain? Kapan-kapan boleh
dong Ri, nyumbang tutorial bikin boneka ...hehehe ...
Iya
betul, mbak...
Semua
boneka memang kita buat sendiri. Bahannya dari material yang ada di sekeliling
kita.
Tergantung
bentuk dan macemnya ya... kadang-kadang
aku juga suka bikin wayang kulit. Tapi kalo kebanyakan boneka Papermoon
materialnya mulai dari kayu, rotan, kardus, spons, kain, koran, dan kertas
samson.
Tekniknya
nggak sulit kok, karena kami pake teknik standar topeng kertas.
Tutorial?
Hihi.. iya deh.. boleh boleh.. dengan senang hati! ;)
10. Terus ide-ide tentang judul
pementasan itu biasanya datang dari mana? Biasanya kisah apa yang diceritain di
pentas papermoon puppet?
Dari
cerita sehari-hari orang Indonesia. J
Tapi
udah dua tahun ini kami memang banyak mengangkat kisah sejarah kecil, misalnya
kisah personal seseorang, sejarah sebuah bangunan, sejarah sebuah benda, dan
lain sebagainya.
11. Emang kru papermoon puppet itu ada
berapa orang? Masing-masing punya pos dan tanggung jawab sendiri-sendiri ya?
Yang
utama Papermoon itu ya aku dan Iwan effendi. Tapi kita sekarang punya tim
artistik tetap sejumlah 3 orang. Selebihnya kebanyakan kami memang outsourcing.
Selama
ini ya tanggung jawab terbesar ada di aku dan Iwan ya. Posnya yaa.. senggol
senggolan lah. Bukan yang strict gitu. Iwan bertanggungjawab di bidang
artistik, sedangkan aku mulai dari manajemen produksi, bikin cerita, dan
penyutradaraan. Tapi kami semua bikin boneka dan main juga.
12. Pernah
jenuh gak ngerjain hal yang sama terus menerus? Kalo gitu biasanya ngapain atau
ada kesenangan lain yang bisa dikerjakan untuk mengusir kejenuhan?
Masalahnya
apa yang kita lakuin nggak pernah sama , mbak.
Jadi
kalo aku sih nggak pernah jenuh. Ehhehe...
Tapi
kalo di waktu luang, biasanya aku suka baca, blogging, nulis, motret, jalan
jalan naik sepeda, dan masak! ehehhehe
13. Sudah ada merchandise papermoon
puppet ya? Apa aja tuh? bisa dibelinya dimana?
Sudaaah!!
Mulai dari kaos, bantal, kalung, dvd, postcards dan lain lain..
Tapi
sekarang sedang habis! Maafkaannn..
Jadi
nantikan yaa... biasanya aku aplot di FB langsung. ;)
Doakan
juga, sekarang aku lagi siap siap mau buka toko. Tokonya isinya barang barang
yang punya cerita.ehhehe.. nantikan yaa..
14. website :
***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***