Welcome!!!

Hi everyone,

Welcome to my blog. I am not an artist or expert of crafts, but just a simple and an ordinary woman who loves crafts and crafting. Enjoy your visit and let us share ideas. Crafting is fun when we do it together with RESPECT AND TOLERANCE.

Happy crafting
Hany Von G

Thursday, May 31, 2012

Kreasi untuk acara tantangan bulan Mei

Bulan ini saya ikut 2 acara tantangan membuat kreasi di 2 grup yang berbeda, yang satu grup AKF VII (Ajang kreativitas flanel)  dan satunya lagi di grup Indonesian crafter.


Sekarang semuanya sudah tayang, jadi saya sudah boleh pajang di sini. Ini saya urut berdasarkan waktu tayangnya. Kebetulan  AKF VII yang tayang duluan. 


Di AKF VII tantangannya adalah membuat kreasi berdasarkan warna kesukaan kita. Saya membuat bros berbahan felt dengan warna keseluruhan hijau sebagai warna kesukaan saya. 

Sementara di grup Indonesian crafter, temanya adalah hobi dengan bahan daur ulang. Saya membuat tempat bunga imitasi berhias polymerclay pada tutupnya. sengaja hanya tutupnya saja yang saya hias sehingga memudahkan saat pencarian jika saya membutuhkan bahan tersebut. 


***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting
Hany Von Gillern
***

Tuesday, May 29, 2012

Kursus (dan toko bahan/alat) Quilting di Kreasiku craft corner (Eka Yunita)


Kreasiku craft corner adalah sebuah toko kecil yang menjual peralatan, buku, bahan baku, dan juga kursus patchwork ...(pengennya kayak yang di luar negri, tapi susah modalnya...:D). Impiannya toko ini ideal untuk para pecinta craft mendapatkan bahan baku, ilmu atau sekedar sharing dan ngobrol tentang crafts
Untuk kursus, kelas utama adalah patchwork dengan sistem jahit tangan mengarah ke teknik Jepang, tapi ku buat lebih sederhana dengan menggunakan peralatan yang sederhana yang bisa di dapatkan dengan mudah seperti penggaris segitiga, jarum, pentul, gunting, karton untuk menggambar pola. Aku juga mengajar dengan teknik jahit tangan sehingga untuk pemula yang belum pernah menjahit sama sekali dapat mengikutinya.




Untuk pemula, harus mengikuti kelas basic 6x pertemuan, dimana aku terangkan cara menggambar desain, pemilihan warna kain, membuat pola, memotong kain dan menyambungnya sampai proses quilting. Jika sudah bisa, baru boleh mengambil kelas per project seperti tas, bedcover besar, aneka teknik patchwork dan lain-lain.  Biayanya Rp  900.000,00 untuk 6x pertemuan sudah termasuk bahan.


Setelah pendaftaran, siswa diharapkan membawa/mempunyai peralatan jahit standar, kalaupun tidak membawa bawa, bisa memakai peralatan di toko. Tapi untuk proses quiltingnya baru di kenalkan alat seperti pemidangan, jarum quilt, benang quilt, bidal. 



Kursus Online, tidak diajarkan secara total, maksudnya mereka membayar paket, aku kirim bahan dan modul. Kalau ada yang tidak di mengerti bisa hubungi aku (belajar dengan menggunakan kits - Hany)




Kursus luar kota (luar Jakarta)
Aku bikin workshop selama 3 hari, transportasi dan akomodasi untuk 2 orang (aku dan asisten) datanggung pengundang/peserta diluar biaya kursus.  Minimum peserta 10 orang,  maksimum 30. Aku pernah diundang untuk mengadakan workshop oleh salah satu perusahaan tekstil untuk istri/anak para karyawan di Cirebon. 




Alamat :
Kreasiku craft corner 
Plaza Semanggi lt.2a no 97
Jakarta
Telp :  08161980774 (via aku langsung/Eka Yunita)
www.ekayunita.com

NB : informasi diatas berdasarkan tanya jawab dengan Guru, quilter dan pemilik Kreasiku craft corner : Eka Yunita. 
***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***


Thursday, May 24, 2012

Flanel Untuk Make Over (Resensi)


Sebelum saya mulai, saya ingin kita sepakat dulu bahwa saya akan menggunakan kata felt untuk menyebut materi utama yang digunakan di buku ini. Jadi jika saya menyebut felt, maka yang saya maksud adalah flanel seperti digunakan dalam buku.

***

Judul : Flanel Untuk Make Over
Penulis : Dian Kusuma Wardhani
Penerbit : Kriya Pustaka
Terbit : I, 2011
Halaman : 59


Seperti pengakuan saya pada penulisnya, sejak pertama melihat dan membaca judulnya saya sangat tertarik dan penasaran untuk mempunyai buku ini. Akhirnya rasa penasaran saya terpuaskan setelah saya memilikinya.

Ketertarikan saya berawal dari judul buku ini yang menawarkan sesuatu yang berbeda tentang kreasi felt dibandingkan kreasi yang umum di buat teman-teman pencinta kerajinan berbahan felt. 
Dugaan saya tidak meleset. Buku ini tidak sekedar menunjukkan cara membuat aneka kerajinan felt seperti aksesosris dan sebagainya, tapi lebih kepada bagaimana mengaplikasi felt untuk memberi sentuhan berbeda (make over) pada benda-benda yang biasa kita gunakan dan temui di rumah, misalnya pengikat tirai jendela, sarung bantal di ruang tamu atau tas kosmetik. 
Buku ini terbagi menjadi empat bagian utama yaitu pengantar penulis tentang alternatif penggunaan felt untuk make over; aneka aplikasi felt yang diperlihatkan melalui tampilan foto-foto menarik dengan sedikit ulasan disisi gambar/foto, teknik dasar yaitu beberapa teknik sulam yang biasa digunakan dalam aplikasi felt serta alat dan bahan yang digunakan. 
Karena penulis bukan sekedar seorang crafter, tapi dia juga seorang arsitek, selain menyertakan tips praktis tentang perawatan bahan (felt), dicantumkan pula tips penunjang seperti komposisi gambar dan hiasan, padu padan warna serta beberapa tips menarik lainnya. Dan tentu saja lampiran pola yang di design sendiri oleh penulis sehingga menjadikan buku ini suatu karya yang orisinil.
Jadi kenapa harus mengeluarkan uang banyak untuk merubah tampilan rumah kita atau membeli pelengkap penampilan kita dengan harga mahal, kalau kita bisa melakukannya sendiri di rumah? Dibuku ini jawabnya. 

***

be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern

***

Wednesday, May 16, 2012

The Sumner House Restaurant

Judul diatas adalah nama sebuah rumah makan terletak di kota Charlestown yaitu kota yang bersebelahan dengan tempat tinggal kami. Jumat lalu, kali kedua kami makan di rumah makan yang masih relatif baru tersebut. Sebelumnya tempat tersebut juga sebuah rumah makan dengan nama berbeda "Heritage tavern" . 
Seperti yang sering kita lihat di serial film Little house on the prairie, sebuah kabar kita dengar cukup dari mulut ke mulut. Cerita tentang rumah makan baru ini juga kami dengar dari seorang teman, cukup lengkap informasinya :
 " Some big shots from DC bought the tavern for 180 K, then turned it into a new restaurant. They are not really profit oriented, but rather then just helping the town. The food is good, they hire the common man's chef " (common man restaurant cukup bergengsi di kota kami) Setelah dapat rekomendasi dari teman tersebut, kami pergi juga dengan keinginan saya mencoba satu menu "Beef short ribs" Saya kecewa karena kali pertama kami ke sana, menu tersebut tidak tersedia. 
Jumat lalu, saya juga harus kecewa lagi karena menu tersebut tetap tidak tersedia. Pramusaji kami menawarkan untuk mencari tahu apa sebabnya dari executive checf nya. Ternyata harga short ribnya mahal sekali, makanya mereka berhenti menyajikan menu tersebut. Padahal itu salah satu favorit saya, setelah sebelumnya mencoba pertama kali di rumah makan Korea atas rekomendasi manager rumah makan tersebut (Kalau makan di sebuah restoran, ada baiknya kita bertanya pada pramusaji atau siapapun dari restoran tersebut, apa makanan adalan atau yang enak dari tempat tersebut, terutama jika kita belum terbiasa dengan menu yang disajikan). 
kembali ke The Sumner House Restaurant, hari Minggu kemarin secara tidak sengaja kami mendengar akhir perkacapan dua pria di luar toko bahan makanan. Salah satu dari mereka bilang, "Saya masak di restoran baru di Charlestown." Suami saya segera nyahut, "We love your cooking too." Terus dia cerita tentang the missing short rib. Penjelasannya sama, betapa mahal harga per poundnya. Tapi dia bilang kalau memang mau menu tersebut dia bersedia ditelpon sebelumnya dan mereka akan menyediakannya untuk kami seraya memberi kami  kartu namanya yang ternyata si bapak executive chef. Wah .... seru juga ya pelayanannya!!! Di US motto "Pembeli itu raja" memang benar-benar diterapkan yang sering disalah gunakan konsumen (tidak semua, rata-rata konsumen jujur, tapi ada). 

Bangunan rumah makan tampak depan dan samping



Bagian dalamnya, meja makan dan tempat membeli kenang-kenangan





Menu pilihan kami



Roti/ rolls (gratis, memang selalu dimulai dengan
 ini dengan mentega maple sepertinya)


 Pembuka : onion rings (kesukaan saya)

 menu saya : ikan goreng dengan kentang 
goreng saus dan salag sayuran
 Menu suami : meatloaf, kentang tumbuk 
dan asparagus
Cinnamon rolls dengan mentega 
entah apa yang jelas enak :)

Selain itu, saya ingin nunjukin obrolan tentang saya oleh mbak Dini capung mungil :

http://capungmungil.blogspot.com/2012/05/crafty-person-hany-pojokutakatiek-koe.html



***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Thursday, May 10, 2012

In the garden green houses

Kemarin sore sehabis papsmear dan kantor pos, tiba-tiba suami ngajak saya ke sebuah farm house yang jualan kembang di musim semi (nursery). Letaknya tidaklah jauh dari rumah kami. Kami dan orang-orang di daerah kami yang memang suka berkebun biasanya lebih suka membeli bunga dari farm houses seperti ini karena biasanya kualitas bunganya lebih bagus dibanding bagian nursery di toko-toko bahan makanan besar yang sering tak terawat. 
Meskipun jenis bunga yang di tawarkan sebagian besar sama, tapi beda kualitas. Tempat-tempat membeli bunga seperti ini juga menjualnya lebih mahal, tapi orang sini selalu bilang "it's worth it, you get you pay for it" Kalo orang di kampung saya di Jawa sana bilang "ono rego ono rupo" 
Begitu parkir, kami langsung disambut ibu setengah baya yang menawarkan bantuan dan jika kami perlu daftar harga tanaman. Selanjutnya kami di beri kebebasan untuk keluar masuk green houses mereka. Ini cara belanja yang saya suka, tanpa risih diikuti oleh penjaga toko. Umumnya disini memang begitu kalau belanja, mereka hanya datang sekali untuk bertanya jika kita perlu bantuan dan kalau kita datang pada mereka untuk bertanya sesuatu.
Bingung, itu selalu reaksi saya jika beli bunga, karena banyak sekali ragamnya dan bagus-bagus semua. Kami memutuskan membeli beberapa yaitu gerber daisies, geraniums, petunias dan pansies yang merupakan salah satu bunga favorit saya dan hanya bisa didapat saat musim semi. 









***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Sunday, May 6, 2012

Petra Dewi Handayani


  • Pertama ngobrol dengan seorang penggemar clay adalah dengan Anita Abdulkadir beberapa tahun yang lalu. Setelah menjadi anggota Indonesian Crafter, saya bertemu dan berkenalan dengan seseorang yang mempunyai kegemaran sama, mbak Petra. Kalau Anita lebih suka memakai polymerclay, mbak Petra suka memakai air dry clay.
    Karya-karyanya sudah sering nampang di acara pamer karya mingguan di grup tersebut. Dan setiap kali, banyak anggota lain yang terkagum-kagum seperti halnya saya sendiri. kenapa? Karena karya-karya mbak Petra ini sangat indah, breath taking kalau orang Claremont bilang :) Walau karyanya sudah keren gitu, orang ternyata orangnya tetap rendah hati dan ramah, saya jadi gak ragu-ragu untuk ngajak ngobrol :)
    Bagaimana mbak Petra memulainya dan suka dukanya, semua ada di obralan saya dengannya. Ayo kita simak bersama ...

    ***

    1. Ceritain sedikit tentang diri mbak dong ...
    • Hai..hai… . Perkenalkan namaku Petra Dewi Handayani, biasa dipanggil Petra (biar lebih akrab hehe ). Aku orang yang lebih suka menggunakan gaya bahasa santai, menyukai tantangan yang membangun, tidak suka sesuatu yang monoton dan suka kebebasan hehehe… Sekarang ini, aku mempunyai 2 jagoan kecil yang sungguh mewarnai hidupku dan selalu menjadi penyemangatku, I love them so much . Kalo berbicara tentang art&craft, seperti kebanyakan para crafters lainnya, sejak kecil aku sudah jatuh cinta pada yang namanya kerajinan tangan. Seni yang dulu paling kusuka adalah menggambar dan seni musik (belon mengenal clay ;p). Menggambar kartun cewek-cewek cantik, bermain piano, itulah kegiatanku saat senggang waktu SD. Aku menikmati masa kecilku yang penuh dengan imajinasi dari buku-buku dongeng yang kubaca. Aku mencintai dunia anak-anak, gemar berimajiansi& bermimpi. Untungnya suamiku selalu menjadi pendukung dan support terbesar yang kupunya, sehingga aku tetap bisa berkarya sampai sekarang.





    2. Ceritain juga tentang materi utama yang mbak pakai untuk berkarya? Selain perbedaan cara penangan, apa beda yang lain dengan polymerclay? Pernah nyoba pake polymerclay kan mbak? Mana yang lebih enak untuk dipakai berkarya?
    • Materi utama yang kupakai dalam berkarya saat ini adalah clayyyy!! Yup…I love clay so much hehehe ;p. Banyak kerajinan yang pernah kucoba, tapi yang terakhir dan paling ‘klik’ di hati adalah clay. Bahan ini seakan menjadi ‘soul mate’ku dalam berkreasi hehehe ;D. 

    Berbicara tentang clay, sekarang ini banyak sekali jenis yang tersedia dan dijual di pasaran. Beberapa jenis clay pernah kucoba saat pertama kali aku bereksperimen dengan bahan ini. Perbedaan-perbedaan tentang jenis clay yang pernah kupakai dan kuamati, ada kutulis di blog-ku:http://piets-art.com/blog/2012/04/apa-itu-clay-2/ . 
    Tiap jenis clay tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing . Kalo polymerclay kan pengeringannya dengan proses oven. Nah kalo aku lebih suka memakain yang jenis air dry (bisa kering dengan hanya diangin-angin). Jenis air dry ini sendiri ada yang hasilnya keras, ada yang lentur. Ada yang berat ada yang ringan. Secara teknis sih, cara memakai semua clay ini sama saja, karena prosesnya kan dibentuk dengan tangan semua. Yang membedakan biasanya hanya pada tingkat kekenyalan clay, proses pengeringan dan hasil akhir setelah kering. 
    Kalau untuk aku pribadi, karena aku mempunyai jagoan-jagoan kecil dirumah yang suka ikut-ikut berkarya saat aku nge-clay, so pasti aku memilih clay yang non toxic dan tidak ribet (ada tandanya di kemasan). Dan clay fave-ku adalah air dry yang light weight (hasilnya ringan setelah kering). Pemakaiannya mudah, tidak kotor ditangan, hanya saja clay ini sedikit lebih lunak dari yang lain, jadi tekanan tangan perlu dikontrol dengan baik. Aku sudah memakainya selama bertahun-tahun, kelebihan dan kekurangannya aku sudah tau,karena itulah clay ini menjadi fave-ku .
    Mungkin ada juga teman lain yang lebih suka soft clay, karena jenis clay ini bisa mereka kuasai, ada juga yang mungkin lebih suka polymeclay Jadi kalo ditanya mana yang lebih enak or mana yang lebih bagus….menurutku jawabannya relative, tergantung juga dari kebutuhan dan bentuk apa yang ingin dibuat. Semua jenis clay sama-sama menarik untuk dipelajari kok hehehe…



  • 3. kapan mbak mulai berkarya dengan materi ini? Kenapa memilih clay bukan kain atau felt misalnya? 

    • AKu mulai bereksperimen dengan clay sekitar tahun 2004/ 2005. Apalagi setelah anak pertama lahir, aku ingin membesarkannya sendiri. Jadi clay ini sering kubuat percobaan dirumah, juga sebagai pengisi waktu sambil menjaga anak. Karena aku sangat senang seni, rasanya ga bisa diam terus tanpa menciptakan sesuatu . Satu demi satu clay kubuat, trial error yang banyak kulalui, dan sekarang…lemari kaca-ku udah penuh dengan hiasan clay yang kubuat selama beberapa tahun . Kenapa kok aku senang sekali dengan clay? Karena menurutku clay ini unik sekali. Dia bisa dibentuk menjadi apapun yang kita mau. Apapun bisa kita buat dengan clay ini, menarik kan?? hihihi… Selain itu, sejak kecil kan jenis seni yang kusuka adalah gambar menggambar, jadi rasanya saat menemukan clay ini aku jadi bisa membuat gambar-gambar yang dulu hanya 2D menjadi karya 3D. Aku bisa menciptakan dunia imajiansikuu… yayyy . Pertama kali berhasil membuat boneka clay perasaan ini senangnya luarrrr biassaaaa….Meskipun masih jelek dan ga sempurna, tapi tetep seneng rasanya hehehe…
    Kalo jahit menjahit sih dari dulu aku tidak ahliii… Tanganku sering ketusuk jarum, jadi kalo udah pegang yang namanya jarum dan benang, jari-jariku seakan ngambek hahaha… Ga sabar dan ga telaten malahan . Enakkan mainan dan berkarya dengan clay ajahh ;D.





    4. dari mana datangnya inspirasi untuk bikin karya-karya yang bikin teman-teman pada speechless itu ? 
    • Inspirasi sih dari macam-macam sumbernya ya. Biasanya ada yang dari komik, buku bergambar, film kartun (rebutan ma anak kalo yang ini ;p), googling, observasi lapangan dll. Biasanya emang sebelum membuat sebuah karya, aku mengumpulkan dulu data dan informasi yang berkaitan. Misal, hanya untuk membuat sebuah owl, dulu aku sempat mengumpulkan lebih dari 30 gambar owl untuk referensi, baik itu gambar kartun, gambar film ataupun foto owl asli. Gambar yang tidak cocok kueliminasi, yang bagus-bagus lalu coba kuamati dengan teliti dan setelah melalui proses imajinasi desain, bentuk 3D mulai kubuat ;p. Aku tidak ingin asal membuat, jadi detil demi detil coba kuperhatikan dan sebisa mungkin kuaplikasikan dalam karya clay (meskipun mungkin tidak sempurna, setidaknya aku sudah berusaha). Oya, aku ini juga penggemar detil. Dulu saat di arsitek, aku paling senang kalo disuruh membuat model rumah-rumah gitu hehehe… Ga tau, rasanya asyik ajahh. Salah satu prinsipku, aku ingin memberikan yang terbaik yang kubisa. Terbaik bukan berarti harus karya yang spektakuler terus, terbaik menurutku adalah saat kita membuat dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, tidak asal-asalan. Seperti kata bijak di blog mba Hany: “Your talent is God's gift to you. How you use it is your gift to God”, so memberikan yang terbaik itu adalah salah satu bentuk rasa syukur dan tanggung jawabku atas talenta yang dipercayakanNya .



    5. Untuk menekuni clay ini apa harus ikut kursus atau bisa belajar sendiri?

    • Aku sering ditanya dimana aku belajar clay hehe ;p. Jujur… aku ini ga pernah ikut yang namanya kursus clay. Semua kupelajari dari hasil mencoba-coba dan eksperimen dirumah selama bertahun-tahun. Aku lebih suka membeli buku dan mempelajarinya sendiri, daripada ikut kursus (soalnya aku termasuk kutu buku masalah ketrampilan) hehehe… Cara-cara yang ada dibuku menurutku sudah cukup jelas dan mudah diaplikasikan. Setelah kita belajar tetang teknik dasarnya (untuk pemula), kembangkan lagi teknik kita sendiri dengan cara kita. Itu yang dulu kulakukan di awal-awal.Tapi, kalo mungkin mengalami kesulitan, bingung mau bertanya dan mau ikut kursus ya boleh-boleh saja tentunya . Kalau ada yang bisa ditanya dan menjelaskan, pastinya akan lebih enak juga. Tiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing, jadi cari aja yang cocok dan nyaman untuk diri kita . Mau ikut kursus ataupun belajar sendiri, yang penting kita terus berlatih dan berani mencoba.





    6. Kalo ada teman-teman yang ingin belajar/kursus, dimana bisa mendaftar?
    • Biasanya beberapa OL shop yang menjual clay dan alat-alat clay, ada juga yang menerima kursus clay. Aku sendiri tahun lalu masih membuka kursus untuk kalangan terbatas, tapi sekarang tidak bisa lagi karena waktunya bener-bener udah habis 
    Kalau kursus clay, berdasarkan informasi yang kudapat dari beberapa teman (dulu), di Surabaya mungkin bisa datang ke Plaza d’art (PTC). Di sana ada jual macam-macam kerajinan yang menarik juga. Montelupo di pasar atom. Lotus di Delta. Yang lain aku tidak terlalu tahu persisnya, karena tidak pernah ikut kursus.





    7. Buku apa yang mbak rekomendasikan untuk pemula?
    • Buku clay pertama yang kupunya adalah buku jepang yang menggunakan jenis paperclay. Judulnya aku tidak tahu, karena tertulis dalam bahasa Jepang ;p. Tapi mungkin bagi yang sekedar ingin mencoba-coba dan baru ingin mengenal tentang clay, mungkin buku-buku lokal bisa menjadi referensi, seperti karangan Indira,Monica Harijati dll. Di toko buku pasti ada kok .
    Psssttt…bocoran dikit….bulan mei ini rencananya buku pertamaku tentang clay juga akan terbit hehe… Semoga aja bisa tepat waktu ;p. Buku pertamaku ini nantinya berisi tentang membuat diorama 3D beserta pernik-pernik pelengkapnya.
    Nah, kalau mau lebih serius, bisa hunting buku-buku clay import punya Jepang, Thailand, Amerika, dll. Teknik mereka sangat bagus sekali. Kita bisa menggali banyak pengetahuan di dalamnya.




    • 8. Selain claynya sendiri, apa alat-alat penunjang lainnya? Mahalkah harganya?
      • Alat-alat clay yang tersedia di pasaran banyak sekaliiii…. Ada tekstur sheet, modeling tools, cetakan-cetakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Harga juga bervariasi, tapi pastinya memang tidak bisa dibilang murah ;p. Itu yang menyebabkan hasil kerajinan dari clay juga berharga relatif agak mahal juga. Tapi… tidak perlu semuanya dibeli,sesuaikan aja dengan kebutuhan. Lagi pula ada alat-alat yang bisa diakali pemakaiannya. Misal, untuk membuat tekstur daun pada clay, tidak perlu menggunakan cetakan motif khusus, bisa juga dengan menggunakan daun asli yang tulang daunnya cukup jelas. Manfaatkan aja barang-barang disekitar kita. Dan cobalah berpikir kreatif .




      9. Dulu waktu saya pertama kali bikin dengan polymerclay, hasilnya gak karuan Kalau mbak gimana, ada kisah lucu sedih, menyebalkan? Apa karya pertamanya mbak? Tips buat pemula?
      • Hahahaha….saat pertama emang tidak mudah dilupakannnn . Yuppp..tentu saja percobaan pertama pasti hasilnya berantakannn hahahaha… Percobaan pertamaku banyak petotnya ;D. Apalagi saat itu aku mencoba-coba sendiri tanpa ada yang membantu,tanpa ada buku juga. So…masih sangat kacauu hahaha… Karena harga claynya juga cukup mahal…aku memakainya dengan sangat..sangat…sangattt..irittt *alias cuma berani memakai sejumput-sejumput ;p*. Takut-takut ketika membentuk, takut salah…takut jelek, dll. Tapii..ketakutan itulah yang menurutku justru menghalangiku untuk berani mencoba lebih. Hasilnya jadi ga maksimal terus. Akhirnya kuputuskan untuk lebih berani mencoba. Yah…kalau suamiku bilang, anggaplah ini sebagai modal awal untuk maju, jadi kalau emang harus beli clay lagi ya beli aja. Support dari suami inilah yang membuatku berani untuk melangkah maju. Semua pengalaman pertamaku tidaklah menyebalkan *meskipun ga karuan hasilnya ;D*, karena menurutku semua pengalaman itu ada hikmah dan manfaatnya. Bisa membuat kita semakin berkembang.
      Karya pertamaku adalah boneka dan mawar sederhana, dan tetap kusimpan sampai sekarang meskipun jelek ;p. Karena dengan mengamati karya pertamaku, aku tau seberapa banyak aku telah belajar, aku diingatkan akan banyaknya trial error yang kulakukan, dan aku diingatkan juga untuk tidak menjadi sombong. 
      Tips untuk pemula…apapun yang coba dibuat, jangan pernah takut salah. COBA aja, tidak ada yang salah dengan berani mencoba. Setiap orang yang mahir dulunya juga pasti pernah menjadi pemula. Karena itu jika teman-teman juga seorang pemula, pastinya teman-teman juga akan mempunyai kesempatan untuk menjadi mahir kalau terus berlatih dan berlatih. 




      10. Diluar proses kreatif, kegiatan mbak lainnya apa?
      * kegiatan lain tentu sajaaa…..merawat keluargaku: suami dan anak-anaku tersayang. Bermain dan bercanda bersama keluarga adalah hal yang paling kusuka hihihi . Selain itu tentu saja aku juga berkumpul dengan teman-temanku, dan beberapa kegiatan biasa lainnya ;p. Keseharianku sebagai seorang ibu dari 2 jagoan kecil sebenernya sudah cukup banyak menyita waktu, tapi aku sungguh menikmati waktu bersama mereka. Keluargaku adalah yang utama bagiku . Aku menikmati perjalanan waktuku dan ingin mengisinya dengan hal-hal berharga dan bisa dikenang suatu saat nanti .




      11. website?
      http://piets-art.com/


      ***
      Be creatibe, be yourself and the satisfaction is there for you
      Happy crafting everyone
      Hany Von Gillern
      ***