Welcome!!!

Hi everyone,

Welcome to my blog. I am not an artist or expert of crafts, but just a simple and an ordinary woman who loves crafts and crafting. Enjoy your visit and let us share ideas. Crafting is fun when we do it together with RESPECT AND TOLERANCE.

Happy crafting
Hany Von G

Wednesday, August 29, 2012

Farmer's Market

Keceriaan musim panas sudah hampir berlalu, segera akan berganti dengan keindahan musim gugur yang singkat. Ada satu kesenangan di musim panas yang juga akan segera berlalu, yaitu mengunjungi Farmer's Market. Di pasar ini sesuai namanya, tempat para petani  membawa hasil kebunnya untuk di jual. Orang-orangpun suka membeli di pasar seperti ini karena sayur mayur yang dijual masih segar dan umumnya organik, walau harganya lebih mahal dari harga toko. Selain hasil kebun, ada juga yang menjual makanan, hasil kerajinan. Dan untuk menarik orang untuk datang, penyelenggara (Chambers of commerce) biasanya mengundang penyanyi sebagai hiburan. Para penjual dikenakan biaya sekitar $ 10 dollar untuk berjualan disana. Tapi jika kita membayar untuk semua hari pasar sejak bulan Juni sampai Oktober, kita hanya dikenai biaya $ 75. 
Di tiap kota pasti ada acara jualan seperti ini. Di kota saya, Claremont, pasar ini biasa diadakan pada hari Kamis mulai jam 4 - 7 sore. Masing-masing kota mempunyai hari pasarnya sendiri. Lokasi pasar biasanya diadakan di alun-alun kota (Park) yang biasanya dikelilingi oleh rumah-rumah atau kantor-kantor. Alun-alun ini biasa disebut juga Common yang disalah satu ujungnya biasanya berdiri sebuah tempat ibadah/gereja. Saya tahu dibudaya Madura, sistem lingkungan seperti ini juga ada yang biasa disebut dengan Halaman panjang, dimana dalam satu halaman luas terdapat rumah-rumah orang-orang yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ditengah-tengah halaman luas tersebut ada sebuah pendapa, kemudian disalah satu ujung halaman biasanya didirikan sebuah mushollah. 
Foto-foto ini saya ambil dari acara pasar Jumatan di kota sebelah, Newport, New Hampshire, sekitar 15 menit dari rumah saya. 

gereja di salah satu ujung alun-alun/Common

Tugu pahlawan di tengah alun-alun


 Suasana pasar di alun-alun

Para penjual hasil kebun dan makanan

 Penjual tanaman



 
Penjual berondong jagung


Penjual roti dan kue

 
 Penjual kue

 Es krim

 penjual daging

 Penjual tanaman dan sayur mayur


 penjual makanan dan cemilan untuk anjing

Penjual kerajinan dan lukisan

 penjual aneka tas dan dompet dari plastik bermotif


 



 Pelukis


Perhiasan

Baju dan syal
Organisasi sosial (Asosiasi pencinta sejarah)




Hiburan


Musik

kereta anak-anak

Pada salah satu kunjungan saya ke pasar di kota saya, saya lihat mampir di tempat penjual daging yang ada di foto diatas. Si bapak menjual hati ayam yang belum pernah saya dapat selama saya tinggal disini. langsung saya bilang pada penjual bahwa saya akan beli semua hati ayam yang dia punya. Sambil membungkus hati ayamnya, terjadi percakapan saya dengan si bapak :
BP (bpk penjual) : "did you bring any coolers with you?"
Hany (H) : "No, I didn't."
BP : "That's alright, I'll wrap them up for you with plastic bags, but take them home soon, so they stay fresh when you give them to your dogs."
H : ... melongo sambil tersenyum kecut ... hahaha 
Si bapak tidak tahu bahwa saya adalah mahluk berasal dari Indonesia pemakan hati ayam dan sapi, suami sayapun bergidik melihat hati-hati itu. 
Kalau dia datang ke pasar di Indonesia, pasti dia kira di Indonesia banyak sekali pencinta anjing, karena hati ayam dan sapi di jual dimana-mana. 

***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***


Monday, August 27, 2012

Lebaran dan hadiah ulang tahun

Jalan-jalan dari blog ke blog, saya disuguhi cerita betapa meriahnya acara lebaran di tanah air. Saya juga mendapat ucapan selamat hari raya Idul Fitri dari teman-teman bloggers dan teman saya yang lain. Diantara mereka bertanya tentang acara lebaran kami disini. 
Dibanding perayaan Idul Fitri di Indonesia, perayaan kami disini seperti biasa, sepi. Tapi didalam kesepian itu kami tetap berusaha untuk menciptakan suasana lebaran seperti di kampung halaman. 
Sholat Eid kami lakukan bersama komunitas muslim di Dartmouth College yang berjarak hanya 30 menit dari rumah kami. Setelah sholat Eid, kami menuju kota Manchester (1.5 jam dari rumah) untuk menghadiri open house di rumah seorang teman berasal dari Singapore. Disana kami merayakannya bersama teman-teman lain dari Malaysia juga. Biasanya dari Indonesia hanya saya dan suami serta seorang teman lagi dari Surabaya bersama keluarganya. Tahun ini teman tersebut berlebaran di kampung halaman di Surabaya. 
Di saat-saat seperti ini, kerinduan saya pada makanan khas lebaran bisa terobati. Kami berbusana tradisional, teman-teman dari Singapore dan Malaysia berbaju kurung, suami-suami mereka juga mengenakan pakaian tradisonal melayu. Sementara kami dari Indonesia berkebaya dan suami-suami kami berbaju batik.

Foto bersama teman dari malaysia dan Singapore 
(Picture courtesy of Laila K. Miller)
 Kue-kue kering, kacang dan rempeyek
(Picture courtesy of Laila K. Miller)
Lontong sayur, rendang, opor, sambel goreng telur
(Picture courtesy of Laila K. Miller)

Lebaran hari ketiga, kami mengunjungi teman Indonesia lainnya juga dari Surabaya. Mereka tinggal di kota Sanford, di negara bagian Maine. Tempat tinggal mereka agak jauh dari rumah kami, antara 2 - 3 jam berkendaraan. Disini juga kami disuguhi lontong, opor dan sajian khas lebaran lainnya. 


Dengan perayaan ini, saya benar-benar tidak punya alasan untuk mengeluh karena tidak pulang kampung,walau tetap sedih karena tidak bisa berkumpul bersama keluarga saya di kampung. 
Setelah lebaran usai (singkat sekali lebaran kami), saya kembali ke rutinitas sehari-hari. Tetap sibuk dengan pekerjaan saya sebagai pekerja kerajinan. Pesanan yang tertunda karena lebaran, segera saya selesaikan sehingga saya tidak melnaggar janji pada orang-orang yang telah memberi amanat pada saya untuk membuatkan mereka sesuatu sesuai dengan bidang saya.
Saya juga untuk membuatkan sesuatu sebagai hadiah ulang tahun untuk teman saya yang juga asal Surabaya dan tinggal di Baltimore (Maryland). Sedikit tertunda karena harus menyelesaikan pekerjaan utama saya. Tapi akhirnya terselesaikan juga, bahkan tadi sore saya dapat kabar darinya bahwa paket saya sudah datang :) 

 Kartu ulang tahun 
Tatakan mangkok dengan inisial nama teman

Ada yang lucu tentang paket tersebut. Ketika saya ketik tulisan ini, teman saya masih di tempat kerja dan yang menerima paket tersebut suaminya. Sang suami kirim SMS bahwa dia dapat paket dari seorang bule bernama Hany Von Gillern. Membaca nama saya, teman tersebut langsung bilang,"Oh... iya benar itu dari temanku, dia memang bule, cucu Ratu Juliana (Putri Juliana maksudnya)." Saya balas,"Bukan, itu dari mantan tunganan pangeran Charles." ...hahahaha  
Gitu deh cerita saya selama lebaran kemarin. 

***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
*** 

Saturday, August 18, 2012

Idul Fitri 2012


Kepada teman-teman yang merayakan, saya mengucapkan :



***

Pembeli pertama

Di cerita tentang Saya dan Blog ini, saya ceritakan bagaimana perjalanan saya menyusuri jalan-jalan dunia kerajinan, sampai akhirnya memutuskan menjual hasil kreasi saya. 
Pemilik toko inilah yang memberi saya kesempatan pertama pada saya untuk mengkomersialkan hasil kreasi saya. Nama tokonya Traditional Gifts, salah satu toko cendera mata di kota saya. Toko ini terletak di jl. Washington disebelah utara plaza kecil. Pemiliknya bernama Judy Putnam. 


Disana dijual berbagai macam produk cenderamata seperti lilin aromatik (Yankee Candles), aneka pecah belah lukis serta perlengkapan dapur. 



Yang dia beli dan saya kemudian dijualnya kembali adalah : magnet kulkas berbentuk kepala binatang, topiari kembang kertas, tempat lilin hias dan botol bentuk hati hias. barang-barang tersebut hasil proses belajar sendiri dengan polymerclay pada jamab baheula.



Toko itu masih ada sampai sekarang, tapi saya sudah tidak menjual hasil kerajinan saya di sana lagi. 

***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***


Red and love card

Bahan :
Kertas karton manila warna merah 1 seukuran kartu sesuai selera dan amplop warna senada
Karton manila merah 2 untuk membuat hati
Karton manila putih untuk membuat hiasan bunga dan bagian dalam hati
Kancing bentuk hati (bisa dari polymerclay atau felt)
Isolasi 2 sisi
Benang putih untuk menjahit kancing pada kertas
Pita warna putih

Alat :
Gunting
Pensil
Jarum jahit
Puncher bentuk bunga kecil
Cetakan kue kering bentuk hati ukuran besar dan kecil
Spidol warna merah untuk bagian tengah bunga kecil

Cara membuat :
Buat pola hati pada kertas merah dengan cetakan hati besar. Potong mengikuti garis pola memakai gunting gerigi.
Pakai cetakan hati kedua/kecil untuk melubangi bagian tengah hati besar, potong dengan bantuan pisau kemudian haluskan dengan gunting.
Potong sepotong kertas karton putih untuk melapis bagian dalam lubang hati pada hati besar.
Buat hiasan bunga kecil dengan karton manila putih, beri hiasan titik merah dengan spidol merah.
Jahit kancing bentuk hati pada kertas pelapis putih.
Tempel kertas pelapis pada hati besar dengan isolasi 2 sisi.
Tempel hiasan bunga-bunga kecil putih sekeliling bagian tengah hati besar.
Tempel pita putih dibagian bawah kartu/ dibawah hati.
Tempel 2 lembar hiasan bunga kecil pada pojok kiri bawah amplop.




***


                           Be Creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy Crafting Everyone
Hany Von Gillern
***

Wednesday, August 15, 2012

OOOO ... ternyata ...

Beberapa hari lalu saya tiba-tiba teringat sesuatu yang kemudian saya cerita pada suami.  Ceritanya tentang pengalaman adik saya untuk mendapatkan kartu kuning dari Dinas Tenaga Kerja kota kami ketika adik saya baru lulus kuliah. Sepulang dari kantor tersebut kami berdua mendapat suatu pelajaran berharga. Dan semoga dengan berbagi ceritanya disini, kita semua dapat memetik pelajaran dari kejadian itu juga, aamiin ...

***
Begitu lulus, adik saya begitu antusias untuk segera mendapatkan pekerjaan. Dia memutuskan untuk tetap tinggal di Jogja setelah kelulusannya untuk mempermudah mendapat informasi seputar lowongan pekerjaan. Di sela-sela masa-masa pencarian kerja itu, dia juga menyempatkan diri untuk pulang  dan menjenguk orang tua dan kami semua. Waktu kunjungan itu dia manfaatkan juga untuk mendapat kartu kuning yang saya sebut diatas.
Pagi itu kami, saya dan adik, berangkat menuju kantor tenaga kerja. Adik saya yang berkerudung, memakai pakaian yang sederhana tapi bersih  dengan kerudung hasil jahitan dan sulamannya sendiri.  Disana kami bertemu dengan bapak pimpinan kantor tersebut yang saya kenal sebelumnya saat saya mencoba "peruntungan saya" ketika ada lowongan pekerjaan melalui kantor tersebut (tapi tentu saja saya gak dapat pekerjaannya karena saya menolak membayar. Seperti yang bapak tersebut ucapkan,"Gak bayar, ya gak dapat." ...hehehe ...). 
Sekelumit kesan saya tentang bapak pimpinan kantor tersebut, beliau bukan penduduk asli kota kami melainkan pendatang dari kota yang lebih besar dari kota kecil saya. Fakta tersebut rupanya membuat bapak tersebut merasa punya kelebihan di banding kami yang tinggal di kota kecil. Bahkan sikap menyepelehkan itu juga di tunjukkan saat saya beserta teman-teman mengikuti briefing yang beliau adakan saat kami sedang mengikuti proses eliminasi calon pegawai melalui kantor tersebut. 
Kembali ke kisah adik saya, dalam obrolan dengan bapak tersebut, saya utarakan maksud kedatangan kami untuk mendapat kartu kuning buat adik saya. Ketika perbincangan kami sudah lebih menjurus pada maksud kehadiran kami disana, inilah dialognya : 
Bapak (B) : " jadi ini mau ambil kartu kuning ?"
Adik (A) : "benar pak!"
B : "IAINnya mana?" 
Dengan tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepala adik saya menjawab ," Saya bukan lulusan IAIN pak?" 
B : " Lo, memang lulusan mana? Biasanya yang pakai pakain seperti itu kan sekolahnya di IAIN?" 
A : " Saya lulusan Teknik Geologi UGM pak," lanjut adik saya masih dengan tersenyum malu. 
Bapak tersebut hanya bisa berkomentar,"OOO, silahkan kalau mau ambil kartu kuning." Komentarnya juga mengakhiri obrolan kami :) 
Setelah menyelesaikan semua prosedur pengambilan dan dalam perjalanan pulang, kami sama-sama tertawa mengingat reaksi bapak tersebut mendengar jawaban adik saya. 
Itulah pelajaran yang kami dapat hari itu "Jangan pernah terkecoh oleh penampilan seseorang. Hanya karena memakai pakaian yang sederhana,  bukan berarti seseorang tidak mempunyai potensi. Tidak pula karena penampilannya yang mewah, seseorang berhak merasa lebih dari orang lain."

***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Monday, August 13, 2012

Lomba Aksesori 2012 Majalah Femina

Buat yang hobi bikin perhiasan dan bakat merancangnya, ayo ikutan lomba ini


Kalau kurang jelas fotonya, klik disini 

***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Sunday, August 12, 2012

Hari ini bikin 2 kartu

Dua kartu ini saya buat hari ini. Kartu-kartu ini akan saya kirim untuk teman sebagai kartu lebaran walau motifnya tidak mirip motif lebaran sama sekali. Lapisan-lapisan pada dua katu ini, saya lapiskan dengan cara menjahit dengan mesin jahit biasa. Saya pakai jahitan zigzag dan lurus. Untuk hiasan bunganya, saya buat sendiri dari felt. Saya tambahkan kancing-kancing kecil dengan warna senada untuk mempermanis. Juga pita pada salah satu kartu




***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Thursday, August 9, 2012

Welcome Fall Card (Tutorial)

Salah satu tanda datangnya musim gugur adalah semacam sarang laba-laba atau orang sini biasa menyebutnya  tent worm. Beberapa daun juga sudah mulai berubah warnanya. Suhupun mulai turun/sejuk. Saya pribadi kurang antusias menyambutnya walau musim gugur ini favorit banyak orang karena kecantikannya. Alasan saya karena tak lama setelah musim gugur yang pendek ini, bumi didaerah kami akan berselimut salju yang dingin. Dan bagi saya musim salju ini terasa begitu lama berlangsung :(
Tapi apapun keadaannya, musim gugur yang cantik memberi banyak inspirasi bagi banyak orang untuk berkreasi, dan khususnya bagi saya untuk membuat kartu dengan tema musim ini.
***

Alat-alat yang diperlukan : pemotong bentuk bulat,tape 
runner/lem, gunting gerigi, gunting biasa, pensil untuk
menggambar pola pohon.


 Karton oranye untuk dasar kartu (lapisan pertama)
dengan ukuran sesuai selera

Karton coklat dengan ukuran lebih kecil dari karton oranye
potong sisi atas dan bawahnya dengan gunting gerigi
 (scallop) untuk memberi tekstur

 Tiga warna karton yang berbeda (merah, oranye dan kuning), 
potong bulat dengan pemotong kertas bentuk bulat. Buat 2 
kuning, 2 oranye dan 1 merah. Kertas karton coklat untuk
membuat batang pohon. 

Buat pola pohon 

Gunting kertas coklat sesuai dengan pola 
sebanyak 5 

Cara menyusun :
1. Tempel batang pohon pada masing-masing kertas bulat sehingga berbentuk pohon dan daunnya, sisihkan.
2. Tempel kertas karton coklat diatas karton oranye dengan menggunakan lem kertas (tape runner).
3. Tempel pohon-pohon kertas pada karton coklat dengan susunan sesuai keinginan. 
4. Beri pita di pojok kiri atas untuk pemanis.
5. Dengan pena beri tulisan "welcome fall .." sebagain sentiment.
6. Selesai sudah pembuatan kartu kita dan selamat mencoba!


***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***