Ini acara kumpul-kumpul pertama setelah 2 orang dari kami kembali dari acara mudik mereka dan kembali ke dunia nyata di US.
Seperti biasa acaranya masak-masak, makan-makan dan ngobrol ngalor ngidul. Menunya ayam goreng, sayur lodeh, nasi kuning dan nasi putih. Saya diminta untuk membuat bakwan sayuran dan jagung. Teman yang lainnya membawa kue-kue.
Ada juga seorang anak peserta pertukan pelajar dari Itali yang akan tinggal selama setahun bersama keluarga teman kami dan dia membuat crepes isi nutella yang enak sekali. Katanya itu resep french crepes yang diajarkan neneknya.
Sayangnya saya gak sempat moto-moto makanan kami karena saya sibuk goreng menggoreng bakwan.
Biasanya di acara kumpul-kumpul seperti itu, kami saling tukar cerita. Teman saya cerita tentang pengalaman di Surabaya dari perjalanan mudiknya kemarin.
Saya jadi tergelitik untuk berbagi beberapa cerita/pengalaman kami di tanah air.
Cerita 1
Teman saya dengan empat anaknya bersiap pulang kembali ke US melalui bandara Juanda. Keempat anak-anak itu karena bapaknya caucasian, juga berkulit putih, 2 diantara mereka bermata biru dan 3 beramput pirang. Sementara teman saya, punya kulit gelap seperti saya (tapi dia cantik lo). Seperti saya juga, dia lebih suka memakai baju yang enak dipakai meski mungkin bagi orang-orang di Indonesia tampak sangat sederhana. Pemandangan itu menarik perhatian seorang petugas duane perempuan di bandara tersebut yang serta merta mengajukan pertanyaan dengan nada tidak bersahabat.
Petugas : Anak-anak siapa itu?
Teman : Kenapa?
P : sejak kapan ikut sama mereka?
T : mereka yang ikut aku. bahkan sejak dalam kandungan selama 9 bulan dan sampai sekarang mereka gak mau pisah dari aku.
Entah bagaimana entah bagaimana kelanjutannya karena setelah itu dia hanya mengungkapkan kejengkelannya terhadap petugas tersebut.
Cerita 2
Teman yang sama sedang belanja dengan anak perempuannya yang tampak sangat bule di pasar.
Pedagang : mbak sudah lama ikut sama mereka?
Teman : sudah. Mana tadi ya mam saya. Saya mau nanyain gaji saya bulan kemarin. Tiba-tiba anak teman memanggil,"Mom ..."
Teman saya cuman mesam mesem, sementara pedagang melongo :)
Cerita 3
Hari Minggu Hany meninggalkan suami yang memutuskan main pukul-pukul bola dipenginapan, sementara dia jalan-jalan sendiri di Malioboro setelah beli tiket kereta di stasiun Tugu - Jogja.
Kesukaan Hany pake kaos dan sandal jepit dan tas butut tapi aman (Ini kan Malioboro, sudah pernah jadi korban penyiletan tas disana).
Setelah masuk beberapa toko di sepanjang Malioboro, terkumpullah beberapa tas kresek (plastik) di tangan. Akhirnya kakipun capek dan memutuskan untuk sedikit memanjakan diri di salon Rudi. Seorang mbak melayani service diinginkan. Pertama cream bath ... duh .. sejuknya setelah jalan-jalan di bawah terik matahari. Di lanjutkan dengan pedicure ... sedap juga kaki capek di pijet-pijet ... Sambil bekerja si mbak yang ramah ngajakin ngomong terus.
Mbak : ibu asli mana?
Hany : saya dari kota kecil, Situbondo di Jawa Timur.
M : ke sini jalan-jalan bu?
H : iya mbak, pengen lihat Jogja.
M : Sudah pernah ke salon Rudi?
H : Belum pernah mbak. Di kampung saya gak ada (Saya baru tahu sekarang sudah ada salon Rudi di kota asal saya setelah kunjungan ke Jogja, kami menengok orang tua saya di kampung).
M : Oh ... disini nginap dimana bu?
H : Di hotel di jalan Monjali.
M : Oh nginep di rumah mertua ya?
H : gak kok mbak, di hotel.
Si mbak tetap ngengkel saya nginep di rumah mertua, mungkin dia tidak yakin, bagaimana mungkin orang kumal kok punya uang tinggal di hotel ..... hahahaha .... Sayapun tidak membantahnya lebih lanjut. Bukan salah dia berpersepsi seperti itu, kaos oblong, celana panjang, sandal jepit dan tas kresek, what do you expect??? ...hahahaha ...
Sampai sekarang saya dan teman-teman suka becanda tentang hotel mertua indah itu.
***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***
11 comments:
hahaha...lucu mba :) pelajaran nih..jgn meremehken orang lain hehehe...
jangan melihat dari kulitnya ya mbak intinya:)
saya pernah tuh ke dokter mata, suami sih pakaiannya seperti biasa celana panjang hanya atasannya memakai kaos, dokternya memandangsetangah mata gitu dipikir gak mampu bayar kali ya :-D
hehehe... sdh kebiasaan org indonesia kali ya mba, menilai hanya dr luarnya saja ;)
hehehehe, komen apa ya mbak ...
tampak luar tidak menentukan isi dalamnya ya mbak.. hehehehehhe
Suka duka bersuamikan orang luar ya mbak... gak enaknya yang dikira pembantu itu hehehehe
hehehe emang biasanya sih kalau orang itu manilai, dinilai dari apa yg terlihat/yg tampak :D
Yang eyel-eyelan sama terapist itu pas pulang kemaren itukah mbak? Harusnya mbaknya diajak mampir aja.
"Monggo pinarak ten hotek mertua indah"... Hahahaha...
hahaha ... saya juga lagi misuh2 sendiri, salahe pake kostum seadanya, berani masuk resto, masih bagus dilayani :D walau jadi menuai pandangan tak senonoh nan tak pantas dari pengunjung resto yang lain. apalagi dilihat kami makan kayak orang kelaparan, iyalah dari pagi blom makan, baru ketemu nasi udah malam pula xixixi ... wes terserah ae yo mbak, sing penting iso mbayar
sering banget kayak gitu tuh, tapi ya kita ketawa2 ajalah misuh2nya dikit aja :D
ceritanya lucu ya mbak, tapi sekaligus pelajaran bagi kita untuk tidak melihat dari penampilannya saja...
setau saya di deket monjali memang ada hotel namanya "Rumah Mertua"
Post a Comment