Welcome!!!

Hi everyone,

Welcome to my blog. I am not an artist or expert of crafts, but just a simple and an ordinary woman who loves crafts and crafting. Enjoy your visit and let us share ideas. Crafting is fun when we do it together with RESPECT AND TOLERANCE.

Happy crafting
Hany Von G

Thursday, June 21, 2012

Dua quilting

Sejak postingan terakhir banyak kesibukan yang harus saya selesai di rumah sehingga tidak sempat update blog dan main-main ke blog teman-teman. Alhamdulillah di sela-sela kesibukan tersebut, saya berhasil menyelesaikan 2 projects quilting yang sudah lama sekali terbengkalai. 

sebelum dipasang binding/pinggiran

sesudah dipasang binding/pinggiran

ini detail quiltingnya
Wallhanging ini saya beli mungkin 2 atau 3 tahun lalu untuk mengisi liburan musim panas kala itu. Saya sempat menyambungnya kemudian terhenti karena saya bepergian. penundaan berlanjut karena saya harus kembali masuk kerja. Di lanjutkan dengan mesin yang rusak. Tahap selanjutnya memasang pinggiran bagian dalam, kemduian terhenti lagi. Akhirnya hari ini saya selesaikan bindingnya. Saya tidak mengerjakan sendiri quiltingnya, tapi meminta tolong toko quilting dekat rumah untuk mengerjakannya dengan mesin. 

sebelum binding

sesudah binding
Yang ini dibuat untuk memanfaatkan kain pemberian mbak Windy. Juga tertunda terus penyelesaikannya. Tapi ini selesai sehari sebelum quilting pertama. Rencana saya, ini untuk table runner, tapi untuk wallhanging sepertinya juga bisa. 


***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***

Thursday, June 14, 2012

Dydy Dyah (Jumpa Crafter Indonesia di USA)

Sudah lumayan lama saya kenal Dydy. Dulu kenal pertama kali lewat multiply, terus lanjut ketemu di New York City. Waktu itu Dydy masih bermukim disana. Saya suka menyebut Dydy crafter/architect dengan sejuta ide. Banyak sekali idenya dan selalu menarik. Misalnya, ketika dunia kerajinan Indonesia belum seramai sekarang, Dydy muncul dengan website Hobikriya (saya yakin tujuan Dydy untuk mewadahi teman-teman di indonesia yang belum kenal etsy saat itu - Hany). Sebelum itu, sukses dengan merajut.com, page sharing tutorial 2011 di facebook dan banyak lagi. 
Tadi, ketika saya hubungi, Dydy langsung jawab iya dengan ajakan saya tapi ada tambahan ...malu katanya, sudah lama gak ngomongin soal kerajinan, apa masih pantas? Saya tidak bisa memberi jawaban tidak pantas pada pertanyaan Dydy itu, kenapa? ... Ayo kita baca sama-sama, setelah itu saya yakin teman-teman pasti setuju dengan saya :)

***

1. Kenalan dulu Dy, sedikit info saja ...
 Dyah Dyanita, panggilan dydy, 36 th, anak 2. Asli Bandung, tinggal di USA sejak 2003. Latar belakang pendidikan arsitektur.


dydy bersama knitting designer Cookie A
2. www.merajut.com nya apa masih jalan? Awal ceritanya gimana sih dulu? Waktu itu kan internet belum semudah seperti sekarang aksesnya. 
Website merajut masih jalan meskipun nggak seintens dulu. Dulu dibuat thn 2006 seiring dengan dibentuknya milis Mari_Merajut. Awalnya saya pakai website gratisan + beli domain. Lama-lama merasa perlu website yg lebih enak di-manage, saya akhirnya belajar membuat website sendiri dgn Joomla software, dan memakai website hosting berbayar. Suka dukanya lumayan juga. Dari mulai tulis artikel sendiri, minta artikel dari teman-teman, membentuk 'tim redaksi', tapi karena sistemnya volunteerism jadi tidak ada jaminan artikel tepat waktu dan tim redaksi yg awet. Belum lagi urusan teknis seperti : beberapa kali kena hack dan saya harus buat website dari awal, dipakai phishing oleh hacker2 yg ga bertanggung jawab sampai saya diancam mau dilaporkan ke FBI  segala, mengurusi komentar2 spam yang menggunung. *eh jadi curhat ya*. Karena dari bulan Juli - Januari kemarin saya nggak tersambung internet di komputer, jadinya website juga terbengkalai. Baru kemaren2 diupdate lagi karena mau ada acara Festival Rajutan Indonesia yang ke 4.

  • Website yg sekarang berbasis Wordpress, setelah saya ganti pasca keruwetan hosting terakhir . Sebetulnya saya ingin ganti lagi tampilannya tapi apa daya ga ada waktunya...hehe

    3. Kalau hobikriya, apa masih aktif juga? 
Dengan berat hati saya sampaikan hobikriya sudah mati, dan domain name 'hobikriya.com' diambil orang...hiks..


4. Aku masih ingat juga tentang perpustakaan khusus kerajinan, suka sekali dengan ide itu. Masih eksiskah? Dimana tempatnya? bagaimana teknis pelaksanaannya dulu? Sudah berapa buku yang dimiliki? bagaimana respon teman-teman crafters dengan kehadirannya? Kalo masih eksis, jika ada teman-teman yang mau nyumbang buku bagaimana caranya? Kalo sdh gak lagi, ada rencana di aktifin lagi?
Sebetulnya masih ada, dan semua dikelola Tobucil (jl. Aceh no 56, Bandung). Kendala di pihak saya adalah biaya kirim buku. Buku2 calon pengisi perpus bertumpuk di rumah, tapi saya belum punya biaya u/ kirimnya. (satu kardus flat rate sekarang $56 kalau nggak salah, dan saya punya 5-6 kardus...lumayan banget harganya). Hal lainnya, saya sering pindah rumah, jadi repot juga sih untuk tempat pengumpulan buku. Jadi sepertinya dari pihak saya berhenti dulu kumpul2 buku dan kirimnya (insyaallah saat pulang ke Indonesia nanti semuanya dibawa). Tapi teman2 crafter di Indonesia sering lapor ke saya kalau mereka baru bikin buku dan mau nyumbang ke perpus itu.
Kalau ada yang mau nyumbang buku lebih baik langsung hubungi Tarlen Handayani di Tobucil jl Aceh no 56 Bandung.

5. Aku pernah dengar pengakuan seseorang bahwa dia adalah penggemar Dydy (Nah lo Dy, sadar gak?) Dia juga nanya kemana kira-kira langkah mbak Dydy selanjutnya di dunia rajut khususnya dan kerajinan umumnya? (Aku ngira pasti lebih kearah designer dibanding produksi. melihat langkah-lanhkah Dydy di FB - Hany) 
ha? penggemar saya? siapa *bisik bisik...hihihi*
Betul mbak, saya jauh lebih tertarik urusan desain dan menulis buku rajutan dibanding membuat produk rajutan. Yang sedang saya kerjakan (sebelum moodnya hilang kemaren itu...hehe) adalah merancang rajutan-rajutan yang terinspirasi oleh keindahan Indonesia. Sudah ada rancangan-rancangan bertema Jawa dan Sumatera. Rencananya akan dibukukan juga. Tapi karena sekarang saya lagi repot sama anak-anak, hal itu saya kerjakan sesempatnya .
Oya, ternyata yang terobsesi membuat rajutan bertema Indonesia itu bukan cuma saya. Ada beberapa teman yang konsisten menerapkan motif-motif tradisional Indonesia dalam rajutan, dan saya dukung 100%.






6. Dy, apakah seorang arsitek itu juga sudah tentu juga seorang crafter dan naturally artsy? beberapa aku lihat gerak arsitek lulusan ITB dan univ lain yang tampil sangat artristik ketika terjun ke kerajinan. 
Nggak juga sih mbak. Saya punya teman sesama lulusan arsitektur yang nggak artsy/crafty, tapi dia jago soal sejarah dan teori arsitektur. Yang lainnya lagi kreasi dan inovasinya lebih ke teknik bangunan. Tapi memang cenderung begitu, karena sense of art & craft-nya diasah di beberapa mata kuliah, meskipun ga semua.


7. Gimana Dydy melihat perkembangan kerajinan di Indonesia? Ramai sekali lo Dy sekarang ... semua yang ada di sini (US) di Indonesia juga ada sekarang.
Ya saya lihat juga dunia craft Indonesia berkembang pesat. Saya cuma fokus di rajutan aja sih, dan memang begitu yang saya lihat di dunia rajutan. Internet sangat berpengaruh akan perkembangan ini.





Website :
http://www.facebook.com/dendidong


***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern

***


Tuesday, June 12, 2012

Portable studio

Di omong-omong saya dengan mbak Dini dari capung mungil camp, saya ditanya apakah saya memang benar-benar suka utak-atik. Di jawaban saya yang panjang, saya ceritakan bahwa kemana-mana saya selalu membawa kotak kecil dari seng yang disini  biasa dijadikan tempat kue untuk hadiah pada hari natal . Saya memanfaatkan kembali kotak tersebut daripada saya buang begitu saja. Sayang, karena bagus gambarnya. 
Saya lakukan itu untuk mengusir waktu jika harus menunggu seperti misalnya mengantar suami ke bengkel mobil atau tempat-tempat lainnya. Tidak banyak yang saya bawa, bisanya jarum jahit/sulam, jarum pentul, bantalan jarum, benang sulam, gunting. Jadi kalau orang lain biasanya membaca untuk mengusir jenuh kala menuggu sesuatu, saya gunakan waktu tersebut untuk menyulam atau menjahit (tangan). 




Ada satu sulaman yang sengaja tidak saya selesaikan karena biasanya saya bawa dan kerjakan pada saat seperti yang saya ceritakan diatas.




Kegiatan ini juga saya lakukan jika saya harus menyelesaikan tanggungan saya pada orang. Selain peralatan yang saya sebut tadi, saya juga membawa pola dan kainnya. Jadi saya tetap bisa meluangkan waktu bersama suami dan bekerja pada saat bersamaan. Itulah kelebihan pekerjaan saya.


Dirumah, meskipun ada tempat khusus bagi saya untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat kerajinan saya, tapi saya suka berpindah tempat terutama pada malam hari saat saya dan suami bisa nonton tv bersama. Untuk itu saya bisanya menggunakan keranjang kecil untuk membawa alat-alat yang saya perlukan saat itu. 




Menurut sebuah artikel di majalah Sommerset  dalam edisi khususnya "Studio" kita bisa sebut keranjang dan kotak alat tersebut sebagai studio, tepatnya portable studio


Bagi teman-teman yang belum punya tempat khusus atau ruang kerja khusus untuk berkerajinan, jangan berkecil hati. Memang akan sangat menyenangkan jika kita punya workshop khusus, tapi wadah-wadah kecil disekitar kitapun bisa menjadi studio kita. Dan itu tidak akan pernah mengurangi kualitas pekerjaan kita. 


***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern

***

Monday, June 4, 2012

Rumah boneka

Waktu kecil dulu saya suka sekali main rumah-rumahan boneka kain sederhana yang digulung-gulung kemudian di beri baju macam-macam. Semua boneka dan perlengkapannya tersimpan dalam kardus bekas sepatu. Boneka ini bisa dimainkan sendiri atau bersama dengan teman. Cerita bonekanya mengalir saja sesuai dengan imajinasi kita saat itu. Mungkin teman-teman yang seusia dengan saya atau lebih tua  juga punya pengalaman main rumah-rumahan boneka ini. Tidak masalah kita memainkannya sendiri atau bersama teman, mainan ini tetap asyik.

Setelah saya pindah ke negara Amerika, ternyata mainan ini juga ada. Mereka menyebutnya dollhouse. Tidak hanya gadis-gadis cilik yang memainkannya, orang dewasapun banyak yang punya kesukaan membuat rumah boneka ini. Mereka sangat serius dengan hobi ini karena memang tidak murah. Kalau tidak salah, rumah boneka termurah sekitar $ 75. Kenyataan ini membangkitkan kenangan lama saya, jadi saya coba-coba untuk membuatnya. Ternyata tidak mudah juga. Biasanya mereka memberi ukuran dengan skala perbandingan antara rumah boneka dengan ukuran aslinya, misalnya 1 : 12 dan lain-lain. Karena biayanya tidak murah itu, saya coba-coba belajar dengan membeli rumah yang murah saja (bukan ukuran standard) . Kemudian saya beli perlengkapan tempat tidur dan ternyata ukuran yang saya beli juga salah sehingga tidak pas masuk ke dalam rumah. Jadi sampai sekarang rumah boneka saya belum juga selesai dan untuk sementara masih saya simpan digudang :(

Ini rumahnya. Baru sempat mengecat satu rumah, 
tapi saya ingin ganti warnanya. Rencana saya
Satu bangunan untuk ruang tidur dan ruang tamu,
bangunan kedua untuk dapur dan kamar mandi. 

 Ini bagian dalamnya, hanya side tablenya 
yang bisa masuk sempurna.

 Ini satu set tempat tidur yang saya beli, tapi ukurannya tidak 
pas, karena memang rumah-rumahan saya tidak standard.





Ini salah satu perlengkapan rumah boneka, saya kurang jelas ukurannya, tapi ini produksi Ruetter Porzelain, salah satu produsen perlengkapan rumah boneka. Kebetulan saya dapat harga diskon. Sebelumnya saya lihat ada satu set lemari pajang dengan perlengkapannya, tapi setelah lihat harganya, niat saya urungkan.



Dan ... saya kecewa, karena sebentar saja barang itu sudah lenyap :( Makanya ketika melihat set ini saya langsung beli saja, takut hilang lagi :) 



***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***